1:22:00 PM
Mesin penghasil sensasi atau mesin
yang membuat mimpi jadi nyata? Apapun pendapat Anda, YouTube adalah contoh
sebuah produk ‘web 2.0′ yang sukses. Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim
adalah tiga serangkai di balik YouTube.
Pengguna Internet saat ini nyaris
tak ada yang tidak kenal YouTube. Website berbagi video itu sudah menjadi
bagian tak terpisahkan dari pengalaman online, bahkan di negara “fakir
bandwidth” seperti Indonesia ini.
Hurley, Chen, dan Karim punya satu
kesamaan: ketiganya sama-sama bekerja di PayPal (www.paypal.com) sebelum dan
saat perusahaan pembayaran online itu diakuisisi oleh eBay. Seperti banyak
pemuda di Silicon Valley pada masa itu –sekitar tahun 2002-an– ketiganya gatal
untuk membuat sesuatu milik mereka sendiri.
Akibatnya, trio tersebut kerap duduk
bareng dan membicarakan ide-ide bisnis yang bisa dilakukan. Dari entah berapa
lusin ide yang sempat tercetus, satu yang akhirnya mereka kejar adalah soal
upload video di Internet.
Ada satu legenda bahwa YouTube
dibuat karena ketiga pendirinya merasa kesal saat akan meng-upload sebuah video
dari acara makan malam yang mereka hadiri. Kesulitan meng-upload video ini
konon memicu mereka untuk berkata, “daripada susah begini, kita bikin sendiri
aja yuk!”
Namun, meski cerita itu mudah
dicerna ala ‘kejatuhan apel-nya Isaac Newton’, kisah makan malam itu tidaklah
benar. Ada satu unsur yang benar dari cerita itu: YouTube memang dibuat untuk
memperbaiki pengalaman upload video dari para pendirinya.
“Ketika kami memulai perusahaan ini
beberapa tahun lalu, kami tak pernah mengira bakal sampai di sini. Sangat
menarik melihat ide yang sederhana, untuk memperbaiki pengalaman kami ber-video
online, bisa menjadi seperti ini,” kata Chad Hurley dalam sebuah wawancara
dengan Walt Mossberg.
Video pertama dan kegagalan pertama
Hurley, Chen, dan Karim memulai
pekerjaan mereka membuat YouTube pada 14 Februari 2005. Ya, ketika itu hari
Valentine dan ketiganya menghabiskan hari itu di sebuah garasi untuk membuat
konsep sebuah website (baca: beginilah cara hidup para geek sejati).
Website yang lahir di garasi itu
pada awalnya hanya menjadi tempat untuk meng-upload dan menonton video. Video
pertama yang di-upload dilakukan pada April 2005. Video tersebut menampilkan
Jawed Karim, salah satu pendiri YouTube, sedang berada di depan kandang gajah
di kebun binatang.
Pada hari-hari awal, Hurley, Chen,
dan Karim meng-upload sendiri video-video mereka. Tak banyak pengguna lain yang
tahu soal YouTube. Ketiganya pun hanya melakukan kampanye gerilya dari teman ke
teman.
Yang dilakukan YouTube, ujar Karim dalam sebuah pidato di kampus University
of Illinois at Urbana-Champaign adalah meniru beberapa website lain yang
mengandalkan kampanye dari mulut ke mulut. Mereka akan mengirimkan e-mail ke
teman-teman dan berharap teman-teman itu memberi tahu teman yang lain yang akan
memberi tahu pada teman lainnya lagi dan begitu seterusnya.Lucunya, salah satu kalimat dalam salah satu e-mail “promosi” yang mereka kirimkan menyebutkan bahwa we have no girls in it … YET!
Karim pun mengatakan mereka sebenarnya sudah berusaha mendekati beberapa “pakar” dan media massa untuk mempromosikan YouTube. Namun ketika itu, belum ada yang tertarik. YouTube pun nampak stagnan dan tidak menjadi sensasi viral yang diharapkan.
Tak menanjaknya website yang mereka buat sempat menjadikan trio ini frustrasi. Bayang-bayang kemakmuran dan sukses yang seakan sudah di depan mata pun buyar. Momen itu terekam dalam sebuah video yang direkam oleh Jawed.
“Saya mengamati (YouTube) dan saya lihat kita punya sekitar 50-60 video di website ini. Kalau saya menempatkan diri sebagai pengguna website ini dan melihatnya. Ini sepertinya bukan video-video yang ingin saya tonton,” kata Chen.
“Maksudmu seperti video ini (yang sedang dibuat oleh Karim),” kata Hurley, sambil mengarahkan pandangannya ke kamera yang sedang dipegang Karim.
“Ha ha ha ha… Saya nggak akan meng-upload video ini kok,” kata Karim disambut tawa kedua rekannya.
“Ah. This is lame,” kata Hurley dengan nada sedih.
Kekuatan komunitas
Belakangan, di akhir 2010, ada sebuah formula yang menyebutkan bahwa sebuah website bisa sukses dengan mengandalkan tiga C. Tiga C itu adalah Content, Community, dan Commerce.
Formula itu diambil dari suksesnya banyak website di dunia. Nah, YouTube sebagai salah satu website yang sukses memiliki kekuatan pada dua dari tiga C di atas. YouTube memiliki Community dan Content.
Awalnya, para pendiri YouTube tak terlalu ngeh akan kekuatan 2C yang mereka miliki. Sebagai engineer (Chen dan Karim) serta desainer (Hurley) yang mereka pikirkan waktu itu hanyalah cara membuat layanan upload dan menonton video yang simpel dan bisa diakses oleh semua orang.
Produk yang mereka hasilkan memang cukup menarik. Berbekal teknologi Flash Video, YouTube memungkinkan pengguna Internet menonton video tanpa perlu khawatir dengan codec dan berbagai masalah teknis lain.
Bulan Mei 2010, ketika masa depan YouTube terlihat sangat suram, para pendirinya mencoba sebuah trik marketing yang nekat. Waktu itu, ujar Karim, yang dipikirkan hanya cara agar ada gadis-gadis cantik tampil dalam video di YouTube.
“Kami mengirimkan iklan di Craigslist area Los Angeles yang isinya, kurang lebih: Hai, jika kamu gadis cantik atau merasa punya penampilan menarik, e-mail kami dan upload 10 video di YouTube dan kami akan membayarmu sebesar US$ 100 lewat PayPal,” kata Karim.
Apakah strategi itu yang membuat YouTube melonjak? Sejujurnya, kata Karim, tak ada balasan sama sekali dari iklan mereka itu. Artinya, kampanye nekat itu gagal.
Pada Juni 2010, YouTube melakukan perubahan mendasar. Pertama, mereka membuat feature seperti ‘Related Videos’ yang membuat pengguna bisa lebih betah melihat lebih banyak video. Kedua, mereka memperbaiki feature share sehingga pengguna gampang memberi tahu temannya tentang video di YouTube lewat e-mail.
Feature berikutnya adalah unsur sosial yang memungkinkan komunitas pengguna YouTube saling berinteraksi di website tersebut.
Ada satu lagi feature yang menurut Karim berperan besar dalam melesatkan YouTube. Feature penting itu adalah External Player. YouTube menyediakan kemampuan bagi pengguna untuk menempatkan video mereka di mana pun.
0 comments:
Post a Comment